Kamis, 25 Oktober 2018

jangan kau menghina suatu kaum

Kajian tilawah Guru guru Pesantren AL Adzkar
Pamulang, 24 Oktober 2017/4 Safar 1439
 An Nisaa: ayat 104
وَلَا تَهِنُوا فِي ابْتِغَاءِ الْقَوْمِ ۖ إِنْ تَكُونُوا تَأْلَمُونَ فَإِنَّهُمْ يَأْلَمُونَ كَمَا تَأْلَمُونَ ۖ وَتَرْجُونَ مِنَ اللَّهِ مَا لَا يَرْجُونَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا


Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Sebagaimana disebutkan dalam sejarah, setelah kekalahan kaum Muslimin dalam peperangan Uhud, orang-orang Kafir Mekah memutuskan untuk menyerang kota Madinah, untuk membunuh kaum Muslimin yang tersisa, sekaligus membasmi agama Islam.Tetapi dengan turunnya ayat ini Nabi Muhammad Saw langsung memerintahkan mobilisasi kaum Muslimin, bahkan mereka yang terluka di dalam perang sebelumnya juga ikut siap siaga untuk membela dan mempertahankan Islam. Kekompakan dan kesiapan umum ini telah menyebabkan pasukan Kafir Mekah berubah pikiran dan mengurungkan rencana penyerangan tersebut.
Poin penting yang disinggung oleh ayat ini, dalam setiap pertempuran kedua belah pihak pasti akan mengalami luka atau tertawan dan pada puncaknya terbunuh. Tetapi yang penting adalah tujuan yang akan dicapai. Pasukan Islam memiliki harapan kepada pertolongan Allah Swt dan turunnya  pertolongan ilahi kepada mereka. Sedangkan pasukan Kuffar tidak memiliki tempat pelarian dan perlindungan. Orang-orang Mukmin yang luka dan tewas di dalam pertempuran akan mendapatkan pahala yang besar yaitu surga. Tetapi orang-orang Kafir yang tewas yang tidak memiliki keyakinan akan Hari Kiamat, mereka tidak akan memperoleh apa pun kecuali siksa yang lebih pedih di akhirat.
Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:
1.  Sebagian kekalahan menghadapi musuh tidak boleh  berdampak pada kelemahan mental dalam menghadapi mereka. Kaum muslimin memiliki mental yang kokoh dengan bertawakal kepada Allah  Swt.
2.  Harapan kepada rahmat Allah Swt merupakan modal yang paling besar bagi tentara Islam. Oleh karenanya, baik gugur sebagai syahid atau menang, semua menjanjikan kebahagiaan bagi mereka.
3.  Berbagai kesulitan yang kita tanggung dalam melaksanakan tugas agama, tidak akan dilupakan begitu saja. Allah Swt  mengetahui semua itu dan akan memberikan pahala sesuai dengan hikmah-Nya.
4. jangan berhati lemah mengejar orang-orang kafir yang telah menyatakan perang terhadap kalian dan selalu berusaha mengintai dari setiap penjuru. Perang, memang, sungguh menyakitkan. Maka, kalau kalian merasa sakit dengan luka-luka perang yang kalian alami, mereka juga merasakan hal yang sama. Bedanya, mereka melakukan itu semua bukan untuk mencari kebenaran dan mengharapkan sesuatu dari Allah. Sedangkan kalian, orang-orang Mukmin, mekakukan itu semua demi mencari kebenaran dan mengharapkan perkenan Allah dan kenikmatan abadi, surga. Allah Maha Mengetahui segala apa yang kalian dan mereka perbuat, Mahabijaksana yang memberi balasan setiap orang sesuai dengan perbuatannya.


kisah sepotong sapu tangan

Suatu hari, ada yang meng"add" fb saya. Saya ingat ingat dulu siapa orang ini karena saya biasanya tak berani "konfirm" kalau saya ga kenal atau kalau saya lupa (maklum kemampuan mengingat sudah berkurang karena faktor U, hehe) saya lihat 'teman yang sama'nya di fb. ternyata daftar temannya di fb banyak yang juga teman saya alumni satu sekolah dulu , maka saya konfirm. walaupun saya tetap belum mengingatnya. tak berapa lama, muncul pesan darinya :
"Assalaamu'alaikum.. ini bu Yushi alumni Darussalam ya?"
"Wa'alaikumslm warahmatullaah... muhun." jawab saya.
"Mungkin ibu ga kenal saya.. mohon konfirmasi.. ibu pernah merasa ga, waktu ibu balik ke Daruss, di BIS, pernah ga, maaf, muntah ?? lanjutnya....
(Whaattt!!!, saya kaget... ko dia tau kalo dulu (karena sekarang udah engga, hehe..) saya ga tahan kalo naik bis, suka mual gitu (baca : muntah).. sambil malu tentu saja...
"Iyaa... dulu memang saya suka muntah kalo naik bis, terus gimana? kena ke bapa kah? aduuh saya minta maaf kalau demikian.. bapa alumni Daruss juga kah?" 
"Bukan kena saya... waktu ibu muntah, saya ada di sebelah ibu, nah.. terus saya kasih saputangan saya... sekarang saya mau nanya saputangan saya kemana? hehe... belum dipulangin..."
(Whattt!! saya kaget lagi dong... waduuh, beneran gitu?? ko saya ga inget... parah!! malu bangetttt)...
"Benarkah? Aduh, kmh atuh? hapunten pisan.. saya malah ga inget saputangannya dimana, saya ganti aja ya".
"Eh.. gaapapa atuh...becanda bu.. saya masih ingat karena ternyata kita satu lembaga pendidikan, bahkan sampai turun dari bis pun kita ga tegur sapa ya.."
(Whatt!! kaget lagiiii... benarkah? secuek itukah saya? masa sudah ditolong, nyapa aja engga.. senyum juga kayaknya engga.. astaghfirullaah..)
"Aduh, sy jd malu pisan, sy sudah bilang terimakasih belum ya waktu itu? terus selama di pondok, kita juga ga bertegur sapa gitu? kenapa saputangannya ga ditanyain waktu itu aja?
"Sepertinya engga, kan waktu itu ibu masih pucat, sakit, saya juga karena kasihan saja, ga tau kalo kita itu satu pondok.."
"Saya benar benar minta maaf dan terimakasih banyak untuk waktu itu, terima kasih juga sudah mengingatkan. saya juga minta maaf karena selama di pondok saya ga ingat tentang itu, kesannya sombong banget ya, ga berterimakasih gitu... maaaaf  banget"
"Ah gapapa bu, saya juga ga sampai lulus di Daruss, pindah ketika naik kelas 2, saya bahkan ga hafal wajah ibu, hanya tau nama aja, itupun dapat informasi dari teman saya..."

Aduuh, saya sebenarnya malu, tapi waktu itu dia ga jijik gitu ya liat saya muntah?
Untungnya dia di kelas MAPK (tempat siswa yang pinter pinter) jadi ga sering ketemu karena saya di kelas MAN yang biasa biasa aja. Kecuali kalau kegiatan ekskul dan pengajian umum atau acara bersama, biasanya MAN dan MAPK dibarengin.
Ga kebayang kalau saya tau dan ketemu orang yang menjadi saksi mata waktu saya muntah di bis itu,  pasti malu banget, mungkin langsung balik kanan dan melarikan diri :D
Ya Allah.. kejadian ini benar benar menyadarkan saya karena pasti bukan satu orang saja yang telah berbuat baik pada saya dan saya tak sempat berucap terimakasih atau maaf karena lupa atau malu atau mungkin hal yang lainnya....
Semoga Allah selalu melindungi dan membalas semua kebaikan dengan kebaikan yang lebih banyak di dunia dan akhirat...


OPTIMISME HAJI UMRAH DI TENGAH BADAI COVID 19

OPTIMISME HAJI UMRAH DI TENGAH BADAI COVID 19 PANDEMI   Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) telah memengaruhi seluruh tatanan kehidupa...