Kajian tilawah Guru guru
Pesantren AL Adzkar
Pamulang, 24 Oktober 2017/4
Safar 1439
An Nisaa: ayat 104
وَلَا
تَهِنُوا فِي ابْتِغَاءِ الْقَوْمِ ۖ إِنْ تَكُونُوا تَأْلَمُونَ فَإِنَّهُمْ
يَأْلَمُونَ كَمَا تَأْلَمُونَ ۖ وَتَرْجُونَ مِنَ اللَّهِ مَا لَا يَرْجُونَ ۗ
وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka
(musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita
kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada
Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana.
Sebagaimana disebutkan dalam sejarah, setelah kekalahan
kaum Muslimin dalam peperangan Uhud, orang-orang Kafir Mekah memutuskan
untuk menyerang kota Madinah, untuk membunuh kaum Muslimin yang
tersisa, sekaligus membasmi agama Islam.Tetapi dengan turunnya ayat ini
Nabi Muhammad Saw langsung memerintahkan mobilisasi kaum Muslimin,
bahkan mereka yang terluka di dalam perang sebelumnya juga ikut siap siaga
untuk membela dan mempertahankan Islam. Kekompakan dan kesiapan umum ini telah
menyebabkan pasukan Kafir Mekah berubah pikiran dan mengurungkan rencana
penyerangan tersebut.
Poin penting yang disinggung oleh ayat
ini, dalam setiap pertempuran kedua belah pihak pasti akan
mengalami luka atau tertawan dan pada puncaknya terbunuh. Tetapi yang
penting adalah tujuan yang akan dicapai. Pasukan Islam memiliki
harapan kepada pertolongan Allah Swt dan turunnya pertolongan
ilahi kepada mereka. Sedangkan pasukan Kuffar tidak memiliki tempat pelarian
dan perlindungan. Orang-orang Mukmin yang luka dan tewas di dalam pertempuran
akan mendapatkan pahala yang besar yaitu surga. Tetapi orang-orang Kafir yang
tewas yang tidak memiliki keyakinan akan Hari Kiamat, mereka tidak
akan memperoleh apa pun kecuali siksa yang lebih pedih di akhirat.
Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:
1. Sebagian kekalahan menghadapi musuh tidak
boleh berdampak pada kelemahan mental dalam menghadapi mereka.
Kaum muslimin memiliki mental yang kokoh dengan bertawakal kepada
Allah Swt.
2. Harapan kepada rahmat Allah Swt merupakan modal
yang paling besar bagi tentara Islam. Oleh karenanya, baik gugur
sebagai syahid atau menang, semua menjanjikan kebahagiaan bagi mereka.
3. Berbagai kesulitan yang kita tanggung dalam
melaksanakan tugas agama, tidak akan dilupakan begitu saja.
Allah Swt mengetahui semua itu dan akan memberikan pahala
sesuai dengan hikmah-Nya.
4. jangan
berhati lemah mengejar orang-orang kafir yang telah menyatakan perang terhadap
kalian dan selalu berusaha mengintai dari setiap penjuru. Perang, memang,
sungguh menyakitkan. Maka, kalau kalian merasa sakit dengan luka-luka perang
yang kalian alami, mereka juga merasakan hal yang sama. Bedanya, mereka
melakukan itu semua bukan untuk mencari kebenaran dan mengharapkan sesuatu dari
Allah. Sedangkan kalian, orang-orang Mukmin, mekakukan itu semua demi mencari
kebenaran dan mengharapkan perkenan Allah dan kenikmatan abadi, surga. Allah
Maha Mengetahui segala apa yang kalian dan mereka perbuat, Mahabijaksana yang
memberi balasan setiap orang sesuai dengan perbuatannya.