Rabu, 25 Oktober 2017

KEISTIQOMAHAN DALAM BERIMAN




                KEISTIQOMAHAN DALAM BERIMAN
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا ثُمَّ كَفَرُوا ثُمَّ آمَنُوا ثُمَّ كَفَرُوا ثُمَّ ازْدَادُوا كُفْرًا لَمْ يَكُنِ اللَّهُ لِيَغْفِرَ لَهُمْ وَلا لِيَهْدِيَهُمْ سَبِيلا (١٣٧)
Terjemah Surat An Nisa Ayat 137
Sesungguhnya orang-orang yang beriman lalu kafir, kemudian beriman (lagi), kamudian kafir lagi, lalu bertambah kekafirannya maka Alloh tidak akan mengampuni mereka, dan tidak pula menunjuki mereka jalan yang lurus

Sesungguhnya orang-orang yang beriman) kepada Musa, maksudnya orang-orang Yahudi (kemudian mereka kafir) dengan menyembah anak sapi (kemudian beriman) sesudah itu (lalu kafir lagi) kepada Isa (kemudian bertambah kekafiran mereka) kepada Muhammad saw. (maka Allah sekali-kali takkan mengampuni mereka) selama mereka dalam keadaan demikian (dan tidak pula akan menuntun mereka ke jalan yang lurus) atau benar.
Iman berarti tunduk secara mutlak dan mengerjakan kebenaran secara terus menerus. Maka, orang yang ragu-ragu bukan termasuk orang yang beriman. Orang-orang yang beriman lalu kufur, kemudian beriman dan kembali lagi kepada kekufuran, maka hal itu hanya akan menambah kekufuran mereka. Allah tidak akan mengampuni kejahatan yang telah mereka perbuat dan tidak pula memberi mereka petunjuk ke jalan yang benar. Allah akan mengampuni orang-orang yang bertobat dan menjauhi kejahatan, dan akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang selalu mencari kebenaran.
Salah satu hadits yang menggambarkan mirip dengan hal ini adalah yang ada ialah orang-orang yang di pagi hari masih beriman kemudian di waktu sore ia menjadi kafir. Demikian pula ada yang di waktu sore beriman namun keesokan hari di waktu pagi ia telah menjadi kafir.
بَادِرُوا فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ
يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا وَيُمْسِي مُؤْمِنًا
وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bersegeralah beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan pagi menjadi kafir, ia menjual agamanya dengan kesenangan dunia.” (HR. Ahmad No. 8493)
Sikap tidak istiqomah kata Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam disebabkan karena orang pada masa itu lebih mengutamakan kepentingan atau kemaslahatan dunia daripada memelihara keutuhan dien-nya (agama) alias imannya. Orang seperti ini telah tenggelam ke dalam faham bahkan ideologi materialisme.
Berdasarkan hadits ini berarti kita dapat simpulkan bahwa seseorang yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat atau mengaku muslim haruslah bersikap sangat waspada .
Dan senantiasalah berdo`a kepada Alloh SWT,
يا مُقَلِّبَ القلوب ثَبِّتْ قلبي على دينك رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
Dari Ummu Salamah rh.,sesungguhnya Nabi Muhammad saw berdoa: wahai yang membolak-balikkan hati, engaku tetapkanlah hatiku atas agama-Mu,

Selasa, 24 Oktober 2017

ENAM TANDA TOBAT DI TERIMA




Materi ini disampaikan saat kajian subuh, dikutip dari kitab Nashoihul Ibaad

ENAM TANDA TOBAT DI TERIMA
Sebagian ahli bijak pernah di tanya: “jika ada seorang hamba bertaubat,apakah bisa dia bisa mengetahui bahwa tobatnya di terima atau tidak?”, Dia menjawab : aku tiak bisa menghukuminya, hanya saja tobat yang diterima itu memiliki tanda tanda, yaitu:
1.    1.Tidak merasa dirinya terpelihara dari kemaksiatan;
2.    2.Hatinya melihat bahwa kegembiraan itu jauh, sedang kesedihan itu dekat;
3.    3.Senang berdekatan dengan orang orang yang berbuat baik, sekaligus menjauhi orang orang yang berbuat buruk
4.    4.Memandang harta miliknya yang sedikit terasa banyak, dan memandang amal akhiratnya yang banyak terasa sedikit
5.    5.Sibuk dengan ketaatan kepada Alloh SWT, dan tidak menyibukkan diri dalam mengais rizki yang telah dijamin Alloh SWT;
6.    6.Selalu memelihara lisannya, seringbertafakkur, serta mencemaskan dan menyesali dosa yang pernah dikerjakannya
Rasulullah SAW bersabda :
أحب الأعمال إلى الله حفظ اللسان
Amal yang palig dicintai Alloh SWT, adalah menjaga lisan (HR. Baihaqi)

Dan di riwayatkan bahwa Rasulullah SAW, bersabda :
إن أكثر الاس ذنوبا يم القامة أكثرهم كلاا فيما لا يعنيه
Sesungguhnya orang yang paling banyak dosanya pada haro kiamat nanti adalah orang paling banyak bicaranyadakam hal yang tiada berguna (HR Ibnu Nasr)

OPTIMISME HAJI UMRAH DI TENGAH BADAI COVID 19

OPTIMISME HAJI UMRAH DI TENGAH BADAI COVID 19 PANDEMI   Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) telah memengaruhi seluruh tatanan kehidupa...