PERMINTAAN
NABI ZAKARIA KEPADA ALLOH
(QS.
MARYAM 1-7)
بِسْمِ اللهِ
الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.
(1). كهيعص
Kaaf Haa Yaa `Ain Shaad.
(Kaf Ha Ya 'Ain Shad) hanya Allah yang mengetahui maksudnya.
(2). ذِكْرُ رَحْمَتِ رَبِّكَ عَبْدَهُ زَكَرِيَّا
(Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria,
(3). إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ نِدَاءً خَفِيًّا
yaitu tatkala ia berdo`a kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.
(4). قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا
Ia berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdo`a kepada Engkau, ya Tuhanku.
(5). وَإِنِّي خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَرَائِي وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا فَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا
Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera,
(6). يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ آلِ يَعْقُوبَ ۖوَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا
yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya`qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai".
(7). يَا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ اسْمُهُ يَحْيَىٰ لَمْ نَجْعَلْ لَهُ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا
Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.
Kaaf Haa Yaa `Ain Shaad.
(Kaf Ha Ya 'Ain Shad) hanya Allah yang mengetahui maksudnya.
(2). ذِكْرُ رَحْمَتِ رَبِّكَ عَبْدَهُ زَكَرِيَّا
(Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria,
(3). إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ نِدَاءً خَفِيًّا
yaitu tatkala ia berdo`a kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.
(4). قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا
Ia berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdo`a kepada Engkau, ya Tuhanku.
(5). وَإِنِّي خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَرَائِي وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا فَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا
Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera,
(6). يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ آلِ يَعْقُوبَ ۖوَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا
yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya`qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai".
(7). يَا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ اسْمُهُ يَحْيَىٰ لَمْ نَجْعَلْ لَهُ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا
Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.
Zakaria
adalah salah seorang Nabi (Nabi yang ke 22, secara urutan), Beliau berdoa
kepada Alloh SWT dengan doa yang pelan pelan /samar samar, sepertinya agar
orang lain tidak dengar apa yang beliau minta. Mintanya seperti malu malu,
karenanya beliau mengatakan dalam do`a nya, tentang kondisi nya yang sudah
sepuh, 9tulang sudah lemah, rambut beruban,) dan istriya pun sudah manapause.
Sebenarnya apa yang beliau
minta?, ternyata beliau minta anak dalam doanya “فَهَبْ
لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا “maka anugerahilah
aku dari sisi Engkau seorang putera”. Ternyata beliau minta anak, padahal
kondisinya beliau dan istrinya sudah sepuh, yang tidak memungkinkan untuk punya
anak, jika dilihat dari sisi manusiawi. Dan ternyata Alloh SWT, mengabulkan
permintaan Nabi Zakaria, dengan berfirman :
يَا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ اسْمُهُ يَحْيَىٰ لَمْ نَجْعَلْ لَهُ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا
Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.
يَا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ اسْمُهُ يَحْيَىٰ لَمْ نَجْعَلْ لَهُ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا
Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.
Kenapa
Alloh SWT, mengabulkan permintaan Nabi Zakaria? Padahal mungkin pada saat itu
tidak masuk akal, (walaupun pastinya Alloh SWT, Maha Berkuasa dan Maha
Bekehendak ya.), tetapi Apa yang menyebabkan do`a nya di terima? apa kata
kuncinya? Ternyata ada kata kuncinya ada pada kata لَدُنْكَ yang apa bila kita teliti dan di ijraa`, kata
itu terdiri dari لَدُنْ yang apabila
di hubungkan maka akan di temukan kata لَدُنْي ladunni, mungkin kata itu kita sering dengar,
istilah ladunni, yaitu ilmu ladunni, (biasanya banyak di dengar di pesantren
pesantren salaf, yang santrinya tidak belajar, tapi tiba tiba begitu ujian
langsung bisa, dan itu biasanya terjadi pada anak kiayi, atau habib).
Tetapi
memang ilmu ladunni itu pun sebenarnya juga di kenal di dalam AL Quran, ketika
menceritakan pertemuan Nabi musa As dan Nabi Khidir AS, dalam surat AL Kahfi
ayat 65 saat itu Alloh SWT menjelaskan tenttang Nabi Khidir AS, وعلمناه من لدنا علما “Kami ajarkan kepadanya dari sisiKU
ilmu”, ada kata لدنا kemungkinan
bisa di maksudnya dengan ilmu ladunni, karena Alloh langsung yang mengajarkan
ilmu itu kepada Nabi Khidir AS.
Berarti
yang diminta oleh Nabi Zakaria adalah “anak Ladunni”, anak yang tidak
sebagimana mustinya, karena secara ilmiyah dan kondisi, tidak memungkinkan
punya anak, tapi ternyata akhirnya bisa juga punya anak, atas kehendak Alloh
SWT, itu bisa jadi karena anak ladunni, anak yang prosesnya tidak sebagaimana
mustinya. Bersambung.........